Beranda | Artikel
Jin mukmin juga masuk surga
Senin, 2 Oktober 2023

Disusun oleh : Ustadz Abu Minhal, L.c

وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ قَالُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ يٰقَوْمَنَآ اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ وَمَنْ لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللّٰهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى الْاَرْضِ وَلَيْسَ لَهٗ مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءُ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur`ân, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`ân) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allâh dan berimanlah kepadanya, niscaya Allâh akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allâh maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allâh di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS al-Ahqâf/ :29-32).

PENJELASAN AYAT

Dalam ayat-ayat ini, Allâh سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa Dia سبحانه وتعالى mengarahkan (menghadapkan) sejumlah jin yang berjumlah kurang dari sepuluh. Jin-jin itu mendengarkan bacaan al-Qur`ân yang sedang dibaca oleh Rasûlullâhg. Masing-masing dari jin itu saling meminta yang lainnya untuk menyimak qirâ`ah Nabi ﷺ itu dengan baik. Usai menyimak bacaan Nabi ﷺ, mereka beranjak pulang untuk memperingatkan kaum mereka. Mereka menyampaikan kepada kaum mereka, bahwa mereka baru saja mendengarkan satu kitab suci yang diturunkan setelah Musa عليه السلام , yang memberikan petunjuk menuju al-haqq dan menuju jalan yang lurus.

Dalam dakwahnya itu, mereka berkata: أَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللَّهِ  ﴾ terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allâh ﴿, yaitu Rasûlullâh Muhammad  ﴾ وَءَامِنُوْابِهِ  dan berimanlah kepadanya ﴿ agar kalian memperoleh maghfirah (ampunan) dan selamat dari siksa yang pedih. Barangsiapa tidak menyambut seruan dakwah ini, ia tidak akan bisa mengalahkan Allâh سبحانه وتعالى . Allâh سبحانه وتعالى akan menyiksanya atas penolakannya terhadap dakwah tersebut. Tidak ada yang akan bisa menyelamatkan dirinya dari siksa Allâh سبحانه وتعالى . Sungguhnya ia berada dalam kesesatan yang nyata.

Dalam ayat ini terkandung satu petunjuk dalil, bahwa Nabi Muhammad ﷺ diutus juga kepada bangsa jin. Dalil yang menunjukkan hal tersebut, ialah ayat yang terdapat dalam Surat ar-Rahmân yang berisi khithâb kepada jin dan manusia, dan firman Allâh سبحانه وتعالى di dalam surat tersebut :

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِۙ

Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ?

Yang berulang 31 kali.

Ada dua persoalan berkait dengan ayat-ayat ini.

Pertama. Tidak ada rasul dari kalangan jin, tetapi yang ada adalah nudzur (para pemberi peringatan). Tidak ada dalil yang menunjukkan keberadaan rasul dari kalangan jin.

Sedangkan firman Allâh سبحانه وتعالى dalam surat al-An’âm dan surat al-Ar’âf yaitu firman-Nya :

يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ

Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu (QS al-An’âm/6:130. Lihat juga QS al-A’râf/7:35).

Kata ¯ (rusulun) pada ayat tersebut tidak menunjukkan keberadaan rasul dari kalangan jin, akan tetapi rasul-rasul yang diutus untuk dua golongan sekaligus, yaitu manusia dan jin.

Pada ayat-ayat di atas pun termuat isyarat terhadap perkara tersebut, karena jin mengatakan :

إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنزِلَ مِن بَعْدِ مُوسَىٰ

Sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`ân) yang telah diturunkan sesudah Mûsâ.

Jin-jin itu tidak menyebutkan kitab yang diturunkan kepada salah satu dari kalangan mereka, dan juga seorang rasul khusus yang diutus kepada mereka. Mereka hanya menyebutkan Mûsâ q dan kitabnya (Taurat). Dan setelah kitab Musa, diturunkan kitab Zabur dan Injil. Jin-jin itu pun tidak menyebut dua kitab tersebut, padahal turun setelah Taurat, karena keduanya menyempurnakan kitab Taurat dan memuat sejumlah hukum-hukum Taurat.

Kedua. Apakah pahala yang didapatkan jin atas keimanannya adalah maghfi rah dan keselamatan dari siksa yang pedih saja (seperti diungkap ayat QS al-Ahqâf/ : 31 di atas), ataukah selain itu mereka juga masuk surga ?

Sebagian Ulama berpendapat, balasan yang diperoleh jin adalah ampunan dosa-dosa mereka dan perlindungan dari siksa yang pedih saja, sebagaimana ditunjukkan oleh tekstual ayat-ayat di atas.

Sementara Jumhur Ulama berpendapat – dan pendapat mereka itulah yang benar- bahwa balasan jin-jin yang beriman adalah selamat dari siksa dan masuk surga. Hal ini berdasarkan firman Allâh سبحانه وتعالى :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِۚ

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabb-nya ada dua surga (QS. ar-Rahmân/55:46).

Ayat ini mencakup obyek jin dan manusia, sebab khithâb (arah pembicaraan ayat ini) tertuju kepada dua golongan, manusia dan jin dalam firman Allâh سبحانه وتعالى :

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِۙ

Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ?

Tidak ada kontradiksi ayat-ayat di surat al-Ahqâf dan ayat yang terdapat dalam Surat ar[1]Rahmân. Sebab, yang terdapat dalam surat al-Ahqâf itu menyebutkan sebagian balasan yang mereka peroleh. Sementara kandungan yang terdapat dalam Surat ar-Rahmân menunjukkan balasan baik yang lain bagi mereka, yaitu masuk surga.

Imam Ibnu Katsîr رحمه الله menguatkan pendapat kedua, bahwa jin Mukmin akan mendapat balasan masuk Surga melalui beberapa sisi pendalilan. Beliau رحمه الله berkata -secara ringkas- , “Yang benar, jin-jin Mukmin, seperti kaum Mukminin, akan masuk surga sebagaimana disampaikan oleh sejumlah Ulama Salaf. Di antara mereka berdalil dengan firman Allâh سبحانه وتعالى berikut :

فِيْهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِۙ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَاۤنٌّۚ

Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (QS ar-Rahmân/55:56).

Namun dalam istidlâl (berdalil) dengan ayat ini fîhi nazhar (kurang tepat). Yang lebih baik dari istidlâl tersebut, adalah istidlâl dengan firman Allâh سبحانه وتعالى :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِۚ

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabb-nya ada dua surga (QS. ar-Rahmân/55:46)

Melalui ayat ini, Allâh سبحانه وتعالى menyebutkan anugerah yang diberikan-Nya kepada bangsa manusia dan jin, dengan menjadikan surga sebagai balasan bagi mereka yang berbuat baik. Tidak mungkin Allâh سبحانه وتعالى menyebutkan nikmat bagi mereka yang tidak mungkin mereka peroleh. Begitu pula, Allâh سبحانه وتعالى membalas jin kafir dengan neraka -ini merupakan satu bentuk keadilan- , maka dibalasnya jin-jin Mukmin dengan balasan surga -yang merupakan bentuk limpahan anugerah dari Allâh سبحانه وتعالى   – maka pantaslah Allâh سبحانه وتعالى melakukannya.

Dalil lain yang menunjukkan jin Mukmin akan masuk surga, ialah keumuman firman Allâh سبحانه وتعالى , :

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙ

“Sesungguhnya yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal (QS al-Kahfi /18:107), juga ayat-ayat lainnya.”

Apa yang diungkapkan Ulama bahwa balasan keimanan jin adalah digugurkannya dosa-dosa mereka dan dihindarkan dari siksa yang pedih, hal ini secara otomatis bermakna mereka masuk surga. Sebab, di akhirat, tidak ada kecuali surga dan neraka saja. Siapa saja yang dilindungi dari neraka, berarti ia masuk surga, itu pasti. Tidak ada nash yang tegas ataupun zhahir dari Allâh سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya ﷺ yang menunjukkan jin yang Mukmin tidak masuk surga, meskipun telah diselamatkan dari neraka. Seandainya ada dalil yang shahîh, pastilah kami akan berpendapat dengannya. Wallâhu a’lam.

HIDÂYÂTUL ÂYÂT (BEBERAPA PELAJARAN DARI AYAT)

  1. Penetapan adanya alam jin. Karenanya, pengingkaran terhadap keberadaan jin seperti pengingkaran terhadap malaikat, hukumnya kufur.
  2. Kewajiban sopan saat membaca al-Qur`ân dan mendengarkannya.
  3. Kewajiban menyampaikan ajaran dari Rasûlullâh ﷺ . Disebutkan dalam hadits, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”.
  4. Berpaling dari agama Allâh سبحانه وتعالى akan menyebabkan jauh dari taufi k dan rahmat.

MARAJI:

  1. Min Kunûzi al-Qur`ânil Karîm Tafsîru Âyâtin minal Kitâbil ‘Azîz, dari himpunan karya Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd hafi zhahullâh dalam Kutub wa Rasâ’ilu ‘Abdil Muhsin bin Hamd al’Abbâd al-Badr Daar at-Tauhiid Riyaadh, Cet. I Th. 1418H, 1/300-3003.
  2. Aisaru at-Tafâsîri li Kalâmi al-‘Aliyyil Kabîr , Abu Bakr Jâbir al-Jazâiri, Maktabah ‘Ulûm wal Hikam Cet. VI. Th.1423H

EDISI 10/THN XVI/RABI’UL AWWAL 1434H/PEBRUARI 2013M


Artikel asli: https://majalahassunnah.net/tafsir/jin-mukmin-juga-masuk-surga/